Kamis, 26 Agustus 2010

Negeri 5 Menara, Novel Inspiratif Penggugah Semangat Diri

Negeri 5 Menara
Kemarin (26/08/05) saya baru saja menyelesaikan bacaan liburan saya novel Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Novel ini menceritakan tentang 
kehidupan Alif Fikri, seorang pemuda asal Minangkabau yang belajar di Pondok Madani, Ponorogo. Setelah lulus dari madrasah tsanawiyah (setingkat SMP) Alif ingin melanjutkan ke  SMA,  namun Amaknya (ibunya) ingin Alif belajar di madrasah aliyah (setingkat SMA) agar dapat menjadi pemimpin agama yang hebat. Alif yang sejak awal ingin masuk SMA tak kuasa berontak, akhirnya dengan setengah hati ia lebih memilih untuk belajar di Pondok Madani yang ia ketahui dari Pak Eteknya (pamannya). Dari sinilah semuanya berawal, Alif menjalani kehidupan yang benar-benar berbeda. Di dalam pondok yang ketat aturannya itu, Alif bersama teman-temannya (Sahibul Menara) belajar berbagai ilmu dan membangun impian bersama. Menjalani suka dan duka hidup di pondok, saling berbagi dan memahami. 

Dari gambaran sang penulis, saya mampu merasakan dan membayangkan kehidupan dalam pondok. Yang sangat menarik bagi saya ialah kata-kata inspiratif dan doa yang mampu membuat saya menjadi termotivasi seolah-olah saya sedang ikut belajar di Pondok Madani saat membaca novel ini. It’s really amazing. Sebuah ide cemerlang dimana pengajaran agama disisipkan dalam sebuah cerita. Berikut beberapa kata-kata dan doa yang saya sukai:
  • Man jadda wajada: Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil. Kalimat ini terus-menerus diulang dan menurut saya menjadi inti cerita ini. 
  • Allahumma zidna ilman war zuqna fahman: Tuhan tambahkan ilmu kami dan anugrahkan pemahaman. 
  • Kullil haqqa walau kaana murran: Katakanlah kebenaran walau itu pahit. 
  • Man shabara zhafira: Siapa yang bersabar akan beruntung. 
  • Allahummaftah alaina hikmatan wansur alaina birahmatika ya arrhamarrahimin: Tuhan kami, bukakanlah kepada kami hikmah dan bantulah kami dengan rahmatMu, wahai sang Maha Pengasih.
  • Man thalabal ‘ula sahiral layali: Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan, maka bekerjalah sampai jauh malam.
  • Going extra miles: Tidak menyerah dengan rata-rata, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dan sebagainya dari orang lain.
  • Tidak mengizinkan diri sendiri dipengaruhi oleh unsur di luar diri baik oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. 
  • Siapa yang menuntut ilmu dengan ikhlas dia mendapat kehormatan sebagai mujahid, pejuang Allah.
  • Kalau seorang anak menghapal Al-Qur’an, maka kedua orangtuanya akan mendapat jubah kemuliaan di akhirat nanti. 
  • Orang yang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkanlah negerimu dan merantaulah ke negeri orang. 
  • Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti. 
  • Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar. 
  • Selama ikhlas, maka selamanya Allah akan menjadi penolong. 
  • Inti hidup adalah kombinasi niat ikhlas, kerja keras, doa dan tawakkal. Ikhlaskan semuanya sehingga tidak ada kepentingan apa-apa selain ibadah.
Semangat saya untuk terus belajar dan mengikhlaskan diri menjadi berkobar. Negeri 5 Menara, sebuah novel inspiratif yang patut Anda baca pula. 

Wahyu Lisdianingrum